Menurut Imam Al-Ghazali sabar adalah meninggalkan segala macam pekerjaan yang digerakkan hawa nafsu, dan tetap pada menegakkan agama meskipun bertentangan dengan kehendak hawa nafsu, semuanya karena mengharapkan kebahagian hidup di dunia dan akhirat.
Maka sabar merupakan sebuah perjuangan (jihad) untuk mengekang hawa nafsu dan kembali ke jalannya Allah. Dengan keadaan yang demikian, sabar menjadi sebuah sifat yang sangat berat. Firman Allah :Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,’ (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah : 45-46).
Demikian beratnya melaksanakan sabar sehingga menjadi sifat istimewa yang hanya sanggup dikerjakan bagi orang-orang yang khusu’. Orang yang khusu’ itulah yang benar-benar mempunyai keyakinan yang kuat, niat yang ikhlas, itikad baik, tujuan yang benar dan dengan penuh kesabaran mereka mentaati peraturan agama baik perintah maupun larangan.
Bersabar bukan hanya dilakukan ketika kita mengalami kesusahan dan bencana namun lebih dari itu kita mestilah sabar dalam ketaatan terhadap perintah agama. Misalnya dalam melaksanakan ibadah shalat, puasa, zakat dan haji sangat memerlukan kesabaran. Mengerjakan shalat 5 kali sehari adalah mendidik diri pribadi “sabar” yang menjadi kebiasaan sehari-hari dalam menjalankannya dengan menuntut keridhaannya. Sabar dan Shalat banyak mengandung hikmah antara lain : taat, patuh, setia, bertaqwa kepada Allah.
Karena Sabar merupakan masalah hati, dan terealisasi dalam tingkah laku, maka kadang sulit kita untuk mengendalikan hati kita sendiri. Solusinya kita senantiasa berdo’a dan bertawakal untuk diberikan sifat sabar dalam diri, selain itu hendaklah hati kita diisi dengan zikir kepada Allah.
Maka sabar merupakan sebuah perjuangan (jihad) untuk mengekang hawa nafsu dan kembali ke jalannya Allah. Dengan keadaan yang demikian, sabar menjadi sebuah sifat yang sangat berat. Firman Allah :Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’,’ (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS. Al-Baqarah : 45-46).
Demikian beratnya melaksanakan sabar sehingga menjadi sifat istimewa yang hanya sanggup dikerjakan bagi orang-orang yang khusu’. Orang yang khusu’ itulah yang benar-benar mempunyai keyakinan yang kuat, niat yang ikhlas, itikad baik, tujuan yang benar dan dengan penuh kesabaran mereka mentaati peraturan agama baik perintah maupun larangan.
Bersabar bukan hanya dilakukan ketika kita mengalami kesusahan dan bencana namun lebih dari itu kita mestilah sabar dalam ketaatan terhadap perintah agama. Misalnya dalam melaksanakan ibadah shalat, puasa, zakat dan haji sangat memerlukan kesabaran. Mengerjakan shalat 5 kali sehari adalah mendidik diri pribadi “sabar” yang menjadi kebiasaan sehari-hari dalam menjalankannya dengan menuntut keridhaannya. Sabar dan Shalat banyak mengandung hikmah antara lain : taat, patuh, setia, bertaqwa kepada Allah.
Karena Sabar merupakan masalah hati, dan terealisasi dalam tingkah laku, maka kadang sulit kita untuk mengendalikan hati kita sendiri. Solusinya kita senantiasa berdo’a dan bertawakal untuk diberikan sifat sabar dalam diri, selain itu hendaklah hati kita diisi dengan zikir kepada Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar